Kehamilan merupakan suatu anugerah yang harus dijaga sebaik-baiknya. Bagi ibu hamil, sudah sewajarnya menjaga kesehatan diri dan janin yang di kandungnya agar nantinya ibu dan bayi yang dilahirkan sehat dan selamat. Memang menjaga kesehatan selama kehamilan, terutama bayi dalam kandungan bukanlah perkara yang mudah dan tidak sebentar. Karena selain mencukupi kebutuhan nutrisi yang diperlukan oleh ibu dan janin, banyak hal lainnya yang juga harus dilakukan. Seperti berpantang untuk jenis makanan tertentu, tidak boleh bekerja terlalu berat, memeriksakan diri ke dokter kandungan Rumah Sakit Hermina Ciputat atau di rumah sakit lainnya.
Meskipun banyak kasus bayi selamat setelah dilahirkan, namun ada juga beberapa kondisi dimana bayi meninggal dalam kandungan (stillbirth). Kondisi janin meninggal dalam kandungan ini biasanya saat sudah berusia lebih dari 20 minggu kehamilan. Banyak faktor yang menyebabkan hal ini terjadi. Diantaranya sebagai berikut:
- Gangguan plasenta.
Plasenta memegang peranan penting dalam perkembangan janin. Dimana bertugas menyalurkan oksigen dan nutrisi. Sehingga saat mengalami gangguan atau kelainan pada plasenta yang mengakibatkannya tidak berfungsi sebagaimana mestinya, keselamatan janin dalam kandungan menjadi ikut terancam. Karena janin bisa terhambat perkembangannya dan beresiko meninggalnya janin dalam kandungan. Salah satu masalah yang berhubungan dengan plasenta adalah plasenta abruption (plasenta terlepas dari dinding rahim).
- Masalah pada tali pusat.
Selain plasenta, organ lainnya yang sangat vital bagi perkembangan janin dalam kandungan adalah tali pusat. Organ yang satu ini berfungsi untuk menghubungkan janin dengan plasenta, sehingga janin bisa makan dan bernapas. Gangguan tali pusat yang juga turut mengancam keselamatan janin, seperti tali pusat yang melilit ataupun terpelintir di leher janin dan menyebabkan aliran oksigen terhambat. Masalah tali pusat umumnya tidak dirasakan oleh ibu hamil, sehingga cukup berbahaya jika tidak segera diatasi. Namun saat janin berada pada kondisi gawat, ibu hamil biasanya akan merasakan gerakan janin menjadi berkurang.
- Cacat lahir.
Cacat lahir atau birth defect juga menjadi salah satu penyebab bayi meninggal dalam kandungan. Faktor pemicunya adalah adanya kelainan kromosom yang mengakibatkan pertumbuhan struktur tubuh janin tidak normal atau mengalami cacat berat. Selain itu, cacat lahir juga bisa dipengaruhi oleh faktor genetik (keturunan) dan lingkungan.
- Infeksi bakteri.
Infeksi bakteri selama kehamilan juga menjadi salah satu penyebab stillbirth. Seringnya kondisi ini terjadi karena ibu hamil yang terinfeksi bakteri tidak mendapatkan penanganan yang tepat. Karena memang tak jarang infeksi yang menjangkit ini tidak terdeteksi sehingga baru diketahui saat kondisi sudah parah. Bakteri akan menyebar ke vagina menuju rahim, kemudian menginfeksi janin. Beberapa jenis bakteri yang sangat berbahaya dan bisa mengakibatkan infeksi pada ibu hamil, seperti Streptococcus, Enterococcus, Escherichia coli, dan Mycoplasma. Selain itu, Anda juga perlu waspada dengan TORCH yang merupakan gabungan dari empat jenis penyakit infeksi, yaitu Toxoplasma, Rubella, Cytomegalovirus (infeksi menular seks), dan Herpes.
- Penyakit dan riwayat kesehatan ibu.
Beberapa contoh penyakit dan riwayat kesehatan yang menyebabkan stillbirth, seperti diabetes yang tidak terkontrol, lupus, dan gangguan pembekuan darah. Selain itu ibu hamil yang menderita tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol juga bisa menyebabkan pre-eklampsia dan beresiko lebih tinggi janin meninggal dalam kandungan. Maka dari itu, bagi ibu hamil dengan riwayat penyakit tertentu sebaiknya berkonsultasi dengan dokter pada rumah sakit Hermina Ciputat atau rumah sakit lainnya agar mendapatkan penanganan yang tepat.