Obat tidur bisa dijadikan solusi untuk gangguan tidur, seperti jet lag hingga insomnia yang parah. Ada banyak jenis obat tidur yang aman dan bisa dikonsumsi. Semuanya tergantung penyebab susah tidur serta tingkat keparahan gangguan tidur yang dialami.
Konsumsi obat tidur mungkin menjadi salah satu solusi yang dilakukan oleh sebagian orang saat mengalami sulit tidur di malam hari (insomnia). Saat susah tidur di malam hari, tidak jarang Anda akan merasa kurang fit keesokan harinya. Jika kondisi ini dibiarkan terus-menerus, maka tubuh tidak akan berfungsi dengan baik.
Penggunaan obat susah tidur tidak hanya dapat memicu rasa kantuk, melainkan juga membuat Anda tidur lebih lama. Apabila digunakan dalam jangka pendek dan sesuai aturan pakai, obat untuk susah tidur memang dapat berguna. Namun, jika digunakan berlebihan, beberapa jenis obat tidur bisa menyebabkan ketergantungan.
Jenis-jenis obat tidur
Di pasaran ada macam-macam obat tidur dari berbagai kelas dan merek. Akan tetapi, jangan asal memilih obat untuk susah tidur tanpa menjalani pemeriksaan atau berkonsultasi dengan dokter.
Dokter akan menentukan jenis obat tidur yang paling tepat sesuai kondisi Anda. Pasalnya, berbeda penyebab susah tidur di malam hari, jenis insomnia, dan durasi Anda mengalami sulit tidur, maka berbeda obat insomnia yang diresepkan oleh dokter.
Beberapa jenis obat tidur yang sering digunakan antara lain:
- Triazolam
- Eszopiclone
- Flurazepam hydrochloride
- Estazolam
- Temazepam
- Ramelteon
- Doxepin
- Zaleplon
- Trazodone
- Suvorexant
- Zolpidem tartrate
Obat tidur zolpidem, zaleplon, eszopiclone, dan ramelteon masuk ke dalam golongan hipnotik yang hanya bisa didapat melalui resep dokter.
Biasanya, dokter akan memberi resep obat tidur yang aman tersebut ketika seseorang mengalami gangguan tidur, seperti insomnia yang parah.
Dokter juga bisa meresepkan obat susah tidur tersebut untuk mengatasi kondisi gangguan pergerakan yang dapat mengganggu tidur. Misalnya, restless leg syndrome (RLS) dan periodic limb movement disorder.
Dalam kasus yang lebih parah, dokter bisa saja meresepkan obat hipnotis-sedatif seperti benzodiazepine. Akan tetapi, obat susah tidur ini memiliki risiko lebih tinggi menyebabkan kecanduan dan komplikasi kesehatan lainnya sehingga penggunaannya perlu diawasi dengan sangat ketat oleh dokter.
Obat tidur di apotek yang bisa dibeli tanpa resep
Beberapa jenis obat tidur yang bisa dibeli tanpa resep di apotek adalah:
- antihistamin
- suplemen melatonin
- bahan herbal.
Obat tidur di apotek yang mengandung melatonin umumnya digunakan untuk orang yang sulit tidur akibat jet lag, mengerjakan deadline pekerjaan, atau mengalami gangguan siklus tidur.
Dalam bentuk alaminya, melatonin adalah hormon yang diproduksi oleh otak dan berfungsi untuk mengatur siklus tidur manusia.
Obat untuk insomnia yang mengandung melatonin relatif aman dikonsumsi dalam jangka pendek (maksimal 3 bulan). Namun, beberapa orang mengeluhkan efek obat tidur melatonin berupa rasa cemas dan kerap terbangun tengah malam.
Sementara, obat antihistamin sejatinya bukanlah obat yang dikhususkan untuk mengatasi gangguan tidur.
Obat tidur di apotek tersebut sebenarnya berfungsi untuk mengatasi gejala alergi, tetapi kandungannya bisa membuat orang merasa mengantuk sehingga kerap diminum untuk memperbaiki kualitas tidur.
Obat untuk insomnia berupa antihistamin bisa dikonsumsi tanpa resep dokter. Meski demikian, pastikan Anda membeli obat antihistamin generasi pertama, yakni obat yang mengandung diphenhydramine, doxylamine, dan cyclizine.
Dokter bisa merekomendasikan obat untuk susah tidur tersebut sebagai pengobatan jangka pendek. Pasalnya, semakin sering Anda minum antihistamin sebagai obat untuk insomnia, maka semakin berkurang efeknya untuk membuat Anda lekas terlelap.
Cara mengonsumsi obat tidur yang aman
Obat tidur lelap harus digunakan dengan hati-hati. Alih-alih meredakan insomnia, obat tidur yang digunakan dengan tidak tepat justru akan menimbulkan ketergantungan serta efek samping lain yang membahayakan kesehatan.
Berikut adalah cara mengonsumsi obat tidur yang aman untuk Anda yang sedang atau akan mengonsumsi obat susah tidur.
- Jangan pernah mengonsumsi obat untuk susah tidur, kecuali memang sudah diresepkan oleh dokter.
- Apabila dokter meresepkan obat untuk susah tidur, pastikan Anda sudah menceritakan secara lengkap riwayat kesehatan Anda, termasuk obat lain yang sedang dikonsumsi.
- Jika punya tekanan darah tinggi atau gangguan pada organ hati, beri tahukan pada dokter yang meresepkan obat susah tidur.
- Pastikan Anda membaca instruksi pemakaian yang ada di kemasan obat secara saksama.
- Jangan mengonsumsi obat untuk susah tidur dalam jumlah yang lebih banyak dari anjuran dokter.
- Jangan mengonsumsi alkohol berdekatan dengan waktu minum obat insomnia.
- Pastikan hanya mengonsumsi obat susah tidur saat Anda punya banyak waktu untuk tidur.
- Saat pertama kali minum obat untuk susah tidur, cobalah lakukan di malam hari ketika keesokan harinya Anda tidak berencana pergi.
- Jangan mengendarai kendaraan bermotor setelah mengonsumsi obat susah tidur.
- Segera hubungi dokter apabila mengalami keluhan medis tertentu atau masalah saat mulai mengonsumsi obat susah tidur.
Efek samping obat tidur yang mungkin terjadi
· Kesemutan dan rasa panas di tangan atau kaki
· Perubahan nafsu makan
· Konstipasi atau sembelit
· Diare
· Kesulitan menjaga keseimbangan
· Pusing