Saat ini start-up berkembang semakin pesat dan persaingannya juga semakin ketat. Dengan demikian, perusahaan tentunya memerlukan pelayanan atau produk baru agar tetap mampu bersaing dan menjadi pilihan utama bagi penggunanya. Pengembangan produk baru merupakan hal yang krusial apabila sebuah perusahaan ingin bertahan dalam dunia start-up.
Membuat produk baru adalah upaya menarik yang bisa menjadi misteri jika Anda belum pernah menjadi bagian darinya. Memahami bagaimana sebuah produk berubah dari visi awal menjadi peluncuran yang disempurnakan adalah proses yang rumit dan kami berharap dapat membuatnya lebih mudah hari ini. Mari kita bicara tentang pengembangan produk.
Artikel ini akan mendefinisikan pengembangan produk, membahas fase berbeda yang dilalui setiap produk, dan menyoroti beberapa metodologi visual yang membantu meningkatkan proses pengembangan produk.
Oleh karena itu, agar start-up dapat bertahan dalam kompetisi multinasional, perusahaan harus dapat meningkatkan produk atau layanan jasanya dan menyesuaikannya dengan tren. Kemudian, kira-kira bagaimana sih, tahapan pengembangan produk baru itu?
Ada banyak fase unik dari pengembangan produk dan tergantung pada organisasi fase ini bisa sangat berbeda. Terlepas dari perbedaan organisasi, ada beberapa langkah umum yang harus diikuti setiap orang. Ini adalah 5 tahap pengembangan produk.
Kalau penasaran, mari simak bersama-sama prosesnya berikut ini!
1. Pencarian Ide
Tahapan pertama dari pengembangan produk adalah pencarian ide. Perusahaan dapat mencari ide produk baru dari pelanggan, kompetitor, berita, tren, internet, dan lain-lain.
Perusahaan dapat melakukan riset dengan memanfaatkan beberapa media. Proses pencarian ide merupakan tahap yang sangat penting. Karena tahap ini merupakan fondasi dari tahapan-tahapan selanjutnya. Tanpa ada ide substansial, pengembangan produk akan terhalang banyak hal.
2. Seleksi Ide
Selanjutnya, developer akan melakukan seleksi ide untuk menentukan ide mana yang paling baik dan relevan dengan kebutuhan pelanggan. Developer dapat meminta pendapat dari para karyawan, pelanggan, hingga bisnis-bisnis lain untuk menentukan ide terbaik.
Selain itu, faktor-faktor eksternal juga dapat menjadi pertimbangan. Misalnya, seperti kompetisi, peraturan, dan juga dinamika perkembangan teknologi.
3. Pengembangan Konsep
Sebuah start-up harus mengetahui potensi pengeluaran, penghasilan, dan keuntungan dari sebuah produk. Dalam tahapan ini, developer perlu menganalisis ide-ide final dengan analisis SWOT untuk mencari kekuatan, kelemahan, kesempatan, dan ancaman.
Dengan ini, perusahaan akan terbantu menentukan target yang tepat untuk produk yang akan dipasarkan. Lebih lagi, hal ini akan membantu perusahaan mengetahui langkah selanjutnya dalam merealisasikan produk dan meningkatkan brand.
4. Pengembangan Produk
Setelah menganalisis segala keuntungan dan kerugian dari produk, selanjutnya developer akan masuk ke tahap pengembangan produk. Dalam tahapan ini, developer mulai membuat desain dan produk final.
Dalam tahap ini developer juga mulai melakukan uji coba produk untuk melihat reaksi awal konsumen. Input dari konsumen akan menjadi bahan pertimbangan revisi produk.
5. Komersialisasi
Setelah pengembangan selesai, produksi skala besar dan pemasaran memulai perannya. Perusahaan akan melakukan kampanye produk baru dan mulai menjualnya dengan skala luas.
Riset-riset yang sebelumnya developer lakukan saat tahap pengonsepan memengaruhi penempatan dan waktu peluncuran produk secara signifikan.
Pengembangan produk adalah proses wajib untuk diprioritaskan jika Anda ingin membawa produk baru ke pasar, dan tergantung pada tujuan Anda, ada banyak cara berbeda untuk melakukannya. Semoga panduan ini membantu menguraikan proses pengembangan produk dan berbagai cara untuk mencapai peluncuran produk yang sukses.